PESHAWAR, Pakistan (AP) – Warga suku mengikat seorang tentara Pakistan ke kap mobil dan melemparinya dengan batu sampai mati di wilayah barat laut negara itu yang bergolak karena diduga menjalin hubungan romantis dengan seorang wanita setempat, kata pejabat pemerintah dan tetua suku pada Rabu.
Insiden mengerikan itu terjadi pada Selasa di Parachinar, ibu kota wilayah suku Kurram. Kurram adalah bagian dari wilayah suku semi-otonom Pakistan, yang membentang di sepanjang perbatasan negara itu dengan Afghanistan dan didominasi oleh suku Pashtun yang konservatif.
Tentara tersebut, Nooruddin Aalam, diduga memulai hubungannya dengan wanita tersebut saat bertugas sebelumnya di daerah tersebut, kata seorang pejabat pemerintah setempat. Dia dipindahkan ke tempat lain tiga bulan lalu tetapi kembali menemui wanita tersebut dalam beberapa hari terakhir, kata pejabat itu.
Warga diduga memergoki pasangan itu sedang pergi keluar, kata seorang tetua suku setempat. Para pemimpin berbagai suku bertemu pada hari Senin dan memutuskan tentara tersebut harus dieksekusi sesuai hukum Islam, kata sesepuh tersebut.
Pejabat pemerintah kedua mengatakan penduduk setempat membawa Aalam ke pemakaman, mengikatnya ke kap mobil dan melemparinya dengan batu sampai mati, lalu menembaknya.
Seorang warga juga menembak tentara tersebut, kata tetua suku. Wanita yang diduga terlibat dalam insiden tersebut adalah keluarga seorang tetua suku setempat, dan nasibnya akan ditentukan kemudian, katanya.
Pejabat pemerintah dan tetua suku berbicara tanpa menyebut nama karena takut akan pembalasan dari anggota suku setempat.
Seorang pejabat militer mengkonfirmasi kematian tentara tersebut tetapi tidak memberikan rincian tambahan. Dia berbicara dengan syarat anonimitas sejalan dengan kebijakan resmi.
Jarang sekali ada orang yang dirajam sampai mati di Pakistan, namun bila hal ini terjadi, korbannya lebih sering adalah perempuan dibandingkan laki-laki.
Juga pada hari Rabu, polisi di provinsi barat daya mengumumkan penangkapan 11 anak-anak dan remaja berusia antara 11 dan 18 tahun karena diduga menanam bom untuk kelompok separatis yang kejam. Delapan dari 11 dipresentasikan ke media untuk difoto.
Anak-anak itu ditangkap Selasa malam setelah baku tembak di sebuah taman di Quetta, ibu kota provinsi Baluchistan, kata kepala polisi kota itu, Zubair Mehmood. Delapan orang berhasil lolos saat baku tembak, katanya.
Anak-anak tersebut, yang berasal dari keluarga miskin, mengaku menanam bom untuk United Baluch Army dengan imbalan sekitar $50 setiap kali menanam bom, kata Mehmood. Setidaknya 12 orang tewas di Quetta sejak Desember akibat pemboman ini, katanya.
Kelompok separatis Baluch telah melancarkan pemberontakan berdarah melawan pemerintah Pakistan selama beberapa dekade.
____
Penulis Associated Press Abdul Sattar berkontribusi pada laporan ini dari Quetta, Pakistan.