Studi: Teman memiliki kesamaan dalam DNA mereka

Studi: Teman memiliki kesamaan dalam DNA mereka

NEW YORK (AP) – Anda mungkin lebih mirip dengan teman Anda daripada yang Anda kira: Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kode DNA cenderung lebih mirip antara teman dibandingkan dengan orang asing.

Hal ini melampaui dampak kesamaan etnis, kata para peneliti. Dan hal ini mungkin penting bagi teori evolusi manusia, kata James Fowler dari Universitas California, San Diego.

Dia dan peneliti Yale Nicholas Christakis mempresentasikan temuan mereka dalam sebuah makalah yang dirilis Senin oleh Proceedings of the National Academy of Sciences.

Seberapa miripkah seorang teman dibandingkan orang asing? Tidak banyak. Bayangkan kemiripan kecil antara sepupu keempat, orang-orang yang memiliki kakek dan nenek buyut yang sama.

Penelitian ini melibatkan 1.932 peserta dalam studi kesehatan jangka panjang di Framingham, Massachusetts. Para peneliti mengetahui siapa yang berteman baik dengan siapa dari tahun 1970an hingga awal tahun 2000an karena informasi yang dikumpulkan untuk penelitian ini.

Dari kelompok ini, mereka mengidentifikasi 1.367 pasang teman dekat dan sekitar 1,2 juta pasang orang asing. Kemudian mereka memeriksa informasi tentang hampir 467.000 lokasi dalam kode DNA masing-masing partisipan. Mereka mencari seberapa mirip pasangan teman tersebut, dan membandingkannya dengan seberapa mirip pasangan asing tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa gen yang memengaruhi indra penciuman kemungkinan besar serupa pada teman.

Mengapa teman memiliki lebih banyak kesamaan DNA dibandingkan orang asing? Fowler mengatakan itu tidak jelas. Salah satu kemungkinannya adalah gen serupa mendorong manusia ke lingkungan serupa, yang kemudian memberi mereka kesempatan untuk bertemu. Kemungkinan lainnya adalah orang-orang yang memiliki gen yang sama juga berbagi keterampilan yang menjadi lebih berharga ketika orang-orang tersebut bekerja sama, katanya. Hal ini mungkin menjadi penting seiring berjalannya waktu, dengan menetapkan pola yang masih diikuti manusia, katanya.

Fowler juga mengatakan tidak jelas apakah temuan ini berlaku untuk kelompok di luar kelompok studi Framingham, yang sebagian besar terdiri dari orang Irlandia dan Italia.

Bagaimanapun, temuan kesamaan DNA antar teman dapat membantu menjelaskan bagaimana perilaku seperti altruisme berevolusi seiring berjalannya waktu, katanya.

Francisco Ayala, yang mempelajari genetika evolusi di Universitas California, Irvine, mengatakan hasil penelitian tersebut mengejutkannya. Namun “statistiknya ada” untuk mendukung kesimpulan tersebut, katanya.

Ben Domingue, peneliti di University of Colorado, Boulder, menyebut hasil ini menarik. “Saya cukup yakin mereka sedang melakukan sesuatu,” tulisnya melalui email.

___

On line:

Jurnal: http://pnas.org


situs judi bola