WASHINGTON (AP) – Partai Republik dan Demokrat sepakat untuk mendesak Presiden Barack Obama menandatangani undang-undang yang akan memberikan sanksi baru terhadap Rusia sembari memberikan senjata dan bantuan lainnya ke Ukraina.
Undang-undang yang populer ini disetujui Kongres pada Sabtu malam, namun Gedung Putih tetap tidak memberikan komitmen mengenai apakah Obama akan menandatanganinya menjadi undang-undang. Para pejabat pemerintah mengatakan presiden sedang mengevaluasi tindakan tersebut, yang akan menargetkan industri energi dan pertahanan Rusia.
Ketua DPR John Boehner, R-Ohio, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa RUU bipartisan menggarisbawahi “komitmen moral yang kuat dari Kongres terhadap perjuangan rakyat Ukraina” dan meminta Obama untuk segera menandatanganinya.
Sen. Bob Menendez, DN.J., ketua Komite Hubungan Luar Negeri, mengatakan anggota parlemen “berdiri bahu membahu dalam solidaritas dengan pemerintah Ukraina dan rakyatnya melawan agresi Vladimir Putin yang terus merusak tatanan internasional.”
Undang-undang tersebut akan mengharuskan presiden untuk mengenakan denda pada pedagang senjata milik negara Rosoboronexport dan perusahaan pertahanan Rusia lainnya yang terkait dengan kerusuhan di Ukraina, Moldova, Georgia dan Suriah. Sanksi akan diperluas kepada individu dan entitas yang membantu perusahaan.
RUU tersebut juga akan memberi presiden wewenang untuk memberikan bantuan militer yang mematikan dan tidak mematikan kepada Ukraina. Ini termasuk senjata anti-tank, radar anti-artileri dan drone pengintai taktis. RUU tersebut juga memberikan wewenang sebesar $350 juta selama dua tahun untuk menutupi biaya-biaya tersebut.
Rusia mencaplok Krimea awal tahun ini dan mendukung pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur, sehingga membuat marah negara-negara Barat.
Perdana Menteri Ukraina meminta bantuan bagi militer negaranya ketika mereka mencoba untuk menggagalkan pemberontak pro-Rusia dan memohon bantuan keuangan lebih banyak dari Uni Eropa saat berkunjung ke markas NATO di Brussels pada hari Senin.
Arseniy Yatsenyuk mengatakan sulit untuk melawan Rusia yang “bersenjata lengkap”.
Wakil Presiden Joe Biden dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko berbicara melalui telepon pada hari Senin dan bersama-sama mendesak Rusia untuk memastikan bahwa “proksi terpisah” berhenti memblokir bantuan kemanusiaan di Ukraina timur, menurut pernyataan Gedung Putih. Biden menegaskan kembali komitmen ekonomi AS terhadap Ukraina dan menyambut baik gencatan senjata yang diumumkan pada 9 Desember, kata Gedung Putih.
Sanksi dan rancangan undang-undang bantuan militer adalah contoh langka dari kebulatan suara di Kongres yang terpecah, karena undang-undang tersebut disahkan oleh DPR dan Senat melalui pemungutan suara.
Menendez berkata: “Integritas wilayah Ukraina harus dipulihkan dan Presiden Putin harus memahami bahwa tindakannya yang mengganggu stabilitas memiliki konsekuensi yang serius dan mendalam bagi negaranya.”