Presiden Afghanistan mengecam Pakistan

Presiden Afghanistan mengecam Pakistan

KABUL, Afganistan (AP) — Presiden Afganistan Hamid Karzai kembali mencerca sekutunya, Pakistan, dengan mengatakan pada hari Senin bahwa pernyataan seorang ulama Pakistan yang mendukung bom bunuh diri di Afghanistan menunjukkan bahwa negara tetangganya tidak tulus dalam upaya memerangi terorisme.

“Afghanistan menginginkan perjuangan nyata melawan terorisme dan ingin pemerintah Pakistan menyadari bahwa kedua negara kita berada dalam situasi yang sama,” kata pemimpin Afghanistan itu dalam konferensi pers dengan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen yang sedang berkunjung.

“Pemerintah Pakistan mempunyai peran penting dan penting dalam memadamkan api ini,” tambah Karzai.

Karzai melontarkan komentar tersebut sebagai jawaban atas pertanyaan mengenai pernyataan ketua dewan ulama Pakistan pekan lalu yang dijadwalkan melakukan perjalanan ke Afghanistan untuk menghadiri pertemuan para pemimpin agama kedua negara.

Ulama, Tahir Mehmood Ashrafi dari Dewan Ulama Seluruh Pakistan, mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi bahwa serangan bunuh diri di Afghanistan adalah sah karena pasukan NATO adalah penjajah yang telah menduduki negara tersebut.

Karzai mencatat bahwa Ashrafi ditunjuk sebagai delegasi oleh pemerintah Pakistan, yang menyiratkan bahwa pemerintah di Islamabad mendukung pandangannya.

“Kami melihat tidak ada langkah praktis yang diambil untuk memerangi terorisme,” kata Karzai, seraya menambahkan bahwa serangkaian serangan baru-baru ini di Pakistan menunjukkan bahwa negara tetangganya sedang mengalami kekacauan.

Ashrafi mengatakan kepada Associated Press bahwa komentarnya diambil di luar konteks dan ia menganggap bom bunuh diri tidak Islami.

Dia mengatakan bahwa dia ditanya dalam sebuah wawancara tentang pandangannya tentang bom bunuh diri di Afghanistan dan mengatakan bahwa wajar jika orang akan melawan ketika rumah mereka diduduki, tapi itu tidak berarti bom bunuh diri.

Ashrafi mengatakan pernyataan Karzai pada hari Senin menutup pintu bagi para ulama Pakistan untuk berpartisipasi dalam konferensi para pemimpin agama yang direncanakan.

“Hal ini tidak akan terjadi sampai Karzai dan pemerintah Afghanistan meminta maaf,” kata Ashrafi melalui telepon dari Kairo.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan mencatat penolakan Ashrafi dalam sebuah pernyataan, dan mengatakan bahwa komentar individu tidak boleh dianggap mencerminkan pandangan pemerintah Pakistan.

“Pakistan dan Ulama di negara ini telah berulang kali mengutuk serangan bunuh diri dan menganggapnya menjijikkan terhadap ajaran agama kita yang mulia,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Pakistan.

Pakistan dan Afghanistan telah lama menjadi teman yang tegang. Afghanistan sangat curiga terhadap motif pemerintah yang telah lama mendukung rezim Taliban dan sejak itu tampaknya tidak mampu atau tidak mau memburu para pemimpin militan yang bersembunyi di wilayah perbatasannya. Pembunuhan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di Pakistan hanya memperkuat kewaspadaan Afghanistan terhadap negara tetangganya.

“Situasinya sekarang menjadi tidak terkendali bagi semua orang. Ini bukan untuk kepentingan Afghanistan, Pakistan, atau kawasan ini,” kata Karzai.

Fogh Rasmussen juga mengecam pernyataan ulama tersebut dan meminta Pakistan berbuat lebih banyak untuk membendung militan ekstremis di sepanjang perbatasannya.

“Tidak ada yang bisa membenarkan serangan teroris,” kata Fogh Rasmussen. “Kami telah berulang kali mendesak pemerintah Pakistan dan Angkatan Darat Pakistan untuk meningkatkan perang melawan terorisme dan ekstremisme di wilayah perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan. Kita memerlukan keterlibatan positif dari Pakistan jika kita ingin memastikan perdamaian jangka panjang.

_____

Penulis Associated Press Rahim Faiez di Kabul dan Asif Shahzad di Islamabad berkontribusi pada laporan ini.

slot online pragmatic