KAIRO (AP) – Polisi Mesir, yang didukung oleh kendaraan lapis baja, menyerbu kampus setidaknya dua universitas terkemuka Mesir untuk meredam protes anti-pemerintah yang dilakukan mahasiswa, kata pejabat dan juru bicara mahasiswa, Minggu.
Demonstrasi terbesar pada hari Minggu terjadi di Kairo dan universitas Islam al-Azhar, di mana para mahasiswa menghancurkan sejumlah detektor logam yang baru dipasang di gerbang kampus.
Menjelang tahun akademik yang dimulai pada hari Sabtu, pihak berwenang memperketat langkah-langkah keamanan di universitas-universitas nasional untuk mencegah bangkitnya kembali protes mahasiswa yang diorganisir terutama oleh para pendukung presiden Islam terguling Mohammed Morsi, yang digulingkan oleh tentara tahun lalu setelah demonstrasi besar-besaran menentangnya.
Tahun lalu, setidaknya 16 mahasiswa terbunuh dan ratusan ditangkap dalam protes yang sering kali berubah menjadi kekerasan.
Tahun ini, pejabat pemerintah memperingatkan bahwa protes baru tidak akan ditoleransi di kampus-kampus, sehingga memberlakukan peraturan baru yang membatasi kegiatan mahasiswa. Pihak berwenang menyewa perusahaan keamanan swasta untuk mencari mahasiswa, serta memasang detektor logam dan kamera di sekitar kampus.
Tembok benteng baru dibangun dan pasukan dikerahkan secara permanen di luar kampus.
Juru bicara protes mahasiswa Youssef Salhen mengatakan para pengunjuk rasa sempat bentrok dengan polisi di luar Universitas al-Azhar pada hari Minggu.
Salhen mengatakan para mahasiswa menyerang detektor logam yang baru dipasang, yang ia gambarkan sebagai simbol “tindakan represif” baru terhadap gerakan protes mahasiswa.
Dia mengatakan pengetatan pembatasan kegiatan mahasiswa dan protes tidak akan mengurangi aksi unjuk rasa mereka melawan pihak berwenang.
“Gerakan protes mahasiswa tidak akan berhenti,” ujarnya. “Kami ingin suara kami didengar bahwa mahasiswa Mesir tidak menerima kudeta dan pemerintahan militer. … Jika kita tidak memprotes, berarti semuanya baik-baik saja.”
Dia mengatakan selain bentrokan di kampus, pihak berwenang juga telah menangkap lebih dari 40 mahasiswa, termasuk penyelenggara, dari rumah mereka menjelang protes yang dijadwalkan pada hari Minggu.
Seorang pejabat keamanan mengatakan setidaknya enam orang ditangkap di al-Azhar, di mana polisi menembakkan gas air mata. Dia mengatakan tujuh mahasiswa lagi ditahan di universitas lain di Kairo.
Pejabat itu mengatakan para mahasiswa menggunakan petasan dan merusak setidaknya lima detektor logam di dua kampus tersebut.
Dia berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang berbicara kepada wartawan.
Pendukung Morsi terus mengadakan protes kecil dan tersebar meskipun ada tindakan keras setelah penggulingannya pada bulan Juli 2013.