TIMBUKTU, Mali (AP) – Kelompok radikal Islam menghancurkan 4.000 manuskrip kuno selama pendudukan mereka di Timbuktu, menurut temuan misi ahli PBB.
Kerusakannya berjumlah sekitar sepersepuluh dari manuskrip yang disimpan di kota utara yang legendaris itu. Mayoritas dokumen yang berasal dari abad ke-13 diselamatkan atas dedikasi penjaga perpustakaan di Mali, yang membawanya keluar kota yang diduduki dengan karung beras, kereta keledai, sepeda motor, perahu, dan kendaraan 4-kali-4.
Para pejabat saat ini sedang mencoba untuk menentukan berapa banyak dari dokumen-dokumen tersebut yang telah didigitalkan sebelum dihancurkan atau dihilangkan, kata David Stehl, spesialis program di divisi kebudayaan UNESCO, badan PBB yang menambahkan monumen Timbuktu ke dalam daftar Situs Warisan Dunia pada tahun 1988.
“Dari 46.000 manuskrip yang disimpan oleh Institut Pendidikan Tinggi dan Penelitian Islam Ahmed Baba, 4.203 manuskrip dibakar atau dicuri oleh kelompok Islam,” kata Stehl saat berkunjung ke Timbuktu pekan ini.
Pihak berwenang sebelumnya memperkirakan bahwa kurang dari 5 persen kepemilikan perpustakaan hancur, dan perkiraan saat ini jauh lebih tinggi.
Stehl mengatakan misi ahli juga mengidentifikasi mausoleum tambahan yang diyakini telah rusak atau hancur selama pendudukan, sehingga totalnya dari sembilan menjadi 16.
Bersamaan dengan wilayah Mali utara lainnya, Timbuktu diduduki oleh kelompok Islam radikal setelah kudeta militer pada bulan Maret 2012. Para ekstremis yang terkait dengan al-Qaeda diusir dari kota-kota di wilayah utara setelah kampanye intervensi militer Prancis diluncurkan pada bulan Januari lalu. membakar manuskrip yang bisa mereka dapatkan.
Namun, banyak dokumen yang disimpan di gedung tua milik pusat tersebut. Mereka diam-diam dipindahkan ke ibu kota selatan, Bamako, dalam karung beras dan millet kosong.
Stehl mengatakan para pejabat sangat ingin mengembalikan dokumen-dokumen itu ke Timbuktu.
“Kami saat ini berupaya mengamankan manuskrip yang telah dipindahkan ke Bamako dan menciptakan kondisi untuk pelestariannya, karena iklim Bamako tidak kondusif untuk pelestarian manuskrip,” kata Stehl.
Dibutuhkan hingga $2 juta untuk mulai memulihkan manuskrip dan memulihkan mausoleum, di antara upaya lain yang direncanakan untuk merehabilitasi Timbuktu, katanya. Ia mengatakan dukungan datang dari Uni Eropa, Norwegia, Swiss, dan Jerman.
Namun Wali Kota Timbuktu, Halle Ousmane, mengatakan sebagian besar upaya rehabilitasi harus menunggu hingga akhir musim hujan pada bulan September.