CARACAS, Venezuela (AP) – Pemerintah Venezuela mengatakan sedikitnya 13 narapidana meninggal karena overdosis obat-obatan dan 145 lainnya dirawat karena keracunan setelah menyerbu rumah sakit penjara. Namun para aktivis pada hari Kamis menyatakan keraguan mengenai pernyataan resmi tersebut, dan menunjukkan bahwa jumlah korban tewas bisa jauh lebih tinggi.
Kerusuhan di penjara David Viloria di kota barat Barquisimeto dimulai pada hari Senin ketika sekelompok narapidana memulai mogok makan untuk menuntut kondisi kehidupan yang lebih baik dan kepergian direktur penjara yang baru, menurut Kementerian Pelayanan.
Agen Garda Nasional dipanggil untuk memulihkan ketertiban dan puluhan tahanan dipindahkan.
Aktivis yang membela hak-hak narapidana menuntut penyelidikan untuk mengetahui mengapa para narapidana secara sukarela mengonsumsi obat-obatan yang sangat beracun.
“Saya pikir tidak ada orang yang cukup bodoh untuk menggunakan narkoba hanya sebagai bentuk protes,” Humberto Prado, direktur Observatorium Penjara Venezuela, sebuah organisasi non-pemerintah, mengatakan kepada The Associated Press.
Prado mengindikasikan bahwa jumlah korban tewas bisa mencapai 25 orang menurut laporan dari aktivis dan kerabat para tahanan yang ditempatkan di rumah sakit dan kamar mayat Barquisimeto.
Populasi penjara di Venezuela meningkat dua kali lipat sejak tahun 2008 karena meningkatnya kejahatan dan hukuman wajib yang lebih ketat. 32 lembaga pemasyarakatan di negara ini berada di peringkat kelima di antara yang paling padat di dunia, menampung hampir tiga kali lipat kapasitas yang direncanakan, menurut Pusat Studi Penjara Internasional yang berbasis di London.
Nama penjara David Viloria diambil dari nama seorang penjaga yang merupakan salah satu dari 58 orang yang terbunuh di penjara tersebut tahun lalu dalam kerusuhan penjara paling mematikan kedua dalam sejarah Venezuela. Prado mengatakan fasilitas tersebut, yang sebelumnya bernama Uribana, dibangun untuk menampung tidak lebih dari 850 narapidana, namun populasinya diyakini mencapai 3.700 orang.
Menurut Observatorium, sepanjang tahun ini, 150 tahanan telah meninggal dan 110 lainnya terluka di penjara-penjara negara tersebut.
“Seumur hidup di penjara sangat sulit di dunia, namun sayangnya di Venezuela bisa menjadi hukuman mati,” klaim Prado.
——
Joshua Goodman melaporkan dari Bogota, Kolombia.