Kenya, Uganda waspada terhadap kemungkinan serangan teroris

Kenya, Uganda waspada terhadap kemungkinan serangan teroris

NAIROBI, Kenya (AP) — Badan keamanan di dua negara Afrika Timur sedang mewaspadai kemungkinan serangan teror yang dilakukan oleh ekstremis Somalia yang bersumpah akan membalas kehadiran pasukan Uni Afrika di Somalia, kata para pejabat, Rabu.

Polisi anti-teror menggagalkan rencana serangan teror di kota pesisir Mombasa setelah mencegat sebuah mobil penuh bahan peledak seminggu yang lalu, menurut pihak berwenang Kenya.

FBI membantu penyelidikan dan dua pria yang diduga terjebak di dalam mobil didakwa di pengadilan pada hari Rabu dengan persiapan untuk melakukan pembunuhan, anggota organisasi terlarang dan kepemilikan ilegal bahan peledak dan senjata. Kedua pria yang didakwa di pengadilan telah diidentifikasi sebagai Abdiaziz Abdulahi Abdi dan Isaak Noor Ibrahim diyakini warga negara Somalia.

Dua tersangka lainnya, Mohammed Daayo, warga negara Somalia dan Shadrack Nicholas, warga Kenya, kini ditahan polisi sehubungan dengan rencana serangan tersebut, menurut kepala Investigasi Kriminal Kabupaten Mombasa, Henry Ondieki.

Keamanan di negara tersebut ditingkatkan setelah penangkapan tersebut, kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Kenya, Joseph Ole Lenku.

Pada hari Selasa, polisi menunjukkan bahan peledak yang ditemukan di dalam kendaraan, termasuk enam silinder seberat 60 kilogram (132 pon), enam detonator, enam granat, senapan AK47 dan sejumlah amunisi. Sebuah ponsel improvisasi untuk meledakkan bom juga ditemukan, kata Lenku.

Dua agen senior FBI yang bertugas di Kedutaan Besar AS di Nairobi berada di Mombasa membantu lembaga-lembaga Kenya dengan teknologi untuk menganalisis bahan peledak, kata Komisaris Kabupaten Mombasa Nelson Marwa.

FBI menggunakan satelit untuk melacak dan melacak SUV Toyota biru yang berisi bahan peledak, yang mengarah pada penangkapan, kata Marwa.

Polisi menangkap dua tersangka pertama pada tanggal 11 Maret, namun baru pada tanggal 17 Maret mereka menemukan bahan peledak yang disembunyikan di bawah kursi SUV tersangka, kata Marwa.

Pemberontak ekstremis Islam di Somalia, al-Shabab, bersumpah akan melancarkan serangan kekerasan di Kenya dan Uganda karena kedua negara tersebut menyumbangkan pasukannya ke pasukan Uni Afrika yang mendukung pemerintah di Somalia.

Di Uganda, juru bicara kepolisian Ibn Ssenkumbi mengatakan militan Somalia mungkin berencana melancarkan serangan terhadap truk bahan bakar.

Ssenkumbi, juru bicara kepolisian di ibu kota Uganda, Kampala, mengatakan pihak berwenang telah mengambil tindakan pencegahan, seperti memberikan pengawalan polisi ke truk bahan bakar yang diparkir atau bergerak di sepanjang jalan raya.

“Kami mendapat informasi bahwa ada kelompok yang sebenarnya berencana menyerang, tapi kami belum bisa memastikan apakah mereka sudah berada di negara tersebut atau belum,” ujarnya.

Beberapa stasiun pengisian bahan bakar di Kampala telah diperintahkan untuk menjaga tempat parkir bebas dari semua kendaraan, sementara sebagian besar depo bahan bakar di seluruh negeri kini berada di bawah penjagaan ketat, katanya.

Karena Uganda tidak memiliki daratan, truk bahan bakar yang datang dari kota pelabuhan Mombasa di Kenya merupakan pemandangan umum di sepanjang jalan raya utama. Truk yang menuju ke negara tetangga Rwanda juga melewati Uganda.

Para pejabat Uganda telah mengeluarkan banyak peringatan teror sejak serangan September lalu di sebuah pusat perbelanjaan di ibu kota Kenya, Nairobi. Serangan tersebut diklaim oleh al-Shabab, dan para pejabat Uganda yakin para ekstremis Islam Somalia tersebut merencanakan serangan mematikan serupa di wilayah Uganda sebagai pembalasan atas keterlibatan militer Uganda di Somalia.

Al-Shabab mengebom pemutaran film final Piala Dunia 2010 di ibukota Uganda pada bulan Juli 2010, sebuah serangan yang menewaskan lebih dari 70 orang.

___

Laporan Muhumuza dari Kampala, Uganda

judi bola terpercaya