MOGADISHU, Somalia (AP) — Sebuah ledakan bom mobil pada Kamis di lingkungan Mogadishu yang biasanya tenang meledakkan bagian depan sebuah kedai teh tempat para petugas intelijen berkumpul, menewaskan sedikitnya 11 orang, kata polisi.
Kepulan asap membubung ke udara, sementara korban yang selamat menyelam untuk mencari perlindungan. Seorang pria mengalami patah lengannya ketika, karena terkejut oleh ledakan tersebut, dia melompat keluar dari mobil yang sedang melaju di dekat serangan tersebut.
Kapten Polisi. Mohammed Hussein mengatakan dia melihat 11 mayat. Kedai teh tersebut sering dikunjungi oleh anggota unit intelijen Somalia, namun belum diketahui berapa banyak korban yang merupakan pejabat pemerintah.
Kelompok yang terkait dengan al-Qaeda, Al-Shabab, telah meningkatkan frekuensi serangan di ibu kota Somalia dalam beberapa pekan terakhir, sehingga meningkatkan kemungkinan kembalinya kekerasan sehari-hari. Pekan lalu, tim Al-Shabab menyerang istana presiden dengan dua bom mobil dan tujuh pria bersenjata. Sebuah bom mobil meledak di dekat konvoi PBB awal bulan ini.
Saksi mata mengatakan bom mobil melaju menuju kedai teh sebelum meledak. Gelas teh pecah berserakan di tanah di tengah cipratan darah.
“Anda tidak bisa menghentikan seseorang yang hanya peduli untuk bunuh diri,” kata Mohamed Abdi, seorang petugas polisi Somalia.
Setelah menguasai sebagian besar Mogadishu selama bertahun-tahun, al-Shabab berhasil diusir oleh pasukan Uni Afrika pada bulan Agustus 2011, mengantarkan era yang relatif damai. Namun, Al-Shabab telah meningkatkan laju serangannya dalam beberapa pekan terakhir, termasuk penggunaan serangan mortir, serangan pasukan bunuh diri yang kompleks, dan bahkan pembunuhan yang ditargetkan.
Orang-orang bersenjata menembak mati seorang petugas kesehatan yang memberikan vaksinasi polio pada Rabu malam, pekerja polio kedua yang terbunuh di ibu kota minggu ini, kata polisi.
Peningkatan serangan terjadi di tengah rencana Uni Afrika dan pasukan Somalia untuk melancarkan serangan terhadap Al-Shabab untuk semakin mengurangi wilayah di wilayah tengah-selatan yang dikuasai kelompok militan.
Perdana Menteri Somalia Abdiweli Sheikh Ahmed menanggapi serangan hari Kamis itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa pemerintah telah menguraikan langkah-langkah “yang bertujuan menghilangkan ancaman terorisme di negara kita.”
“Serangan tanpa pandang bulu yang terjadi hari ini terhadap sebuah kedai teh yang dipenuhi warga sipil hanya menyebabkan hilangnya nyawa warga Somalia yang tidak bersalah secara tragis. Agenda Al-Shabaab adalah pengkhianatan terhadap Islam dan komunitas damai Somalia yang ingin melihat Somalia baru yang aman, stabil dan bersatu.”