WASHINGTON (AP) – Amerika Serikat mengirim tambahan pasukan tempur Angkatan Darat berkekuatan 800 orang ke Korea Selatan dengan tank dan pengangkut personel lapis baja, dan pada hari Selasa berjanji untuk terus memodernisasi kemampuan militernya untuk melawan ancaman apa pun yang ditimbulkan oleh Korea Utara.
Pengumuman mengenai penambahan pasukan ini disampaikan ketika Menteri Luar Negeri John Kerry bertemu di Washington dengan timpalannya dari Korea Selatan, Yun Byung-se. Kerry menegaskan kembali bahwa AS akan mempertahankan pertahanan nuklirnya untuk Korea Selatan, sekutu utama di Asia, dan tidak akan menerima Korea Utara sebagai negara nuklir.
AS telah menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan sebagai wujud komitmen pertahanannya melawan agresi Korea Utara. Gencatan senjata, namun bukan perjanjian damai, menghentikan Perang Korea tahun 1950-1953.
Kekhawatiran mengenai pengembangan senjata pemusnah massal oleh Korea Utara semakin meningkat dalam satu tahun terakhir, ketika negara tersebut meluncurkan rudal jarak jauh dan melakukan uji coba nuklir ketiga.
“Kami tetap berkomitmen penuh untuk membela Republik Korea, termasuk melalui pencegahan yang diperluas dan mengerahkan seluruh kemampuan militer AS. Kami akan terus memodernisasi kemampuan kami sehingga kami siap menghadapi ancaman apa pun,” kata Kerry usai bertemu dengan Yun di Departemen Luar Negeri.
Batalyon 1, Resimen Kavaleri ke-12 dari Divisi Kavaleri ke-1 di Fort Hood, Texas, akan dikerahkan ke dua lokasi di Korea Selatan pada 1 Februari, kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Pentagon, Kolonel Angkatan Darat. Steve Warren, mengatakan peningkatan kekuatan pasukan dan daya tembak telah berada dalam tahap perencanaan selama lebih dari setahun dan merupakan bagian dari “penyeimbangan kembali” kekuatan militer AS di kawasan Asia-Pasifik.
Kerry mengatakan sebagian besar pembicaraannya dengan Yun adalah tentang Korea Utara, khususnya kejadian-kejadian dalam beberapa pekan terakhir, namun tidak ada pejabat yang secara langsung merujuk pada eksekusi Jang Song Thaek bulan lalu, yang merupakan paman berkuasa dari pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Jang dituduh melakukan korupsi dan mencoba menggulingkan pemerintah. Nasibnya menghancurkan ilusi Korea Utara mengenai kesatuan total dalam negara otoriter, dan menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas kepemimpinan Kim selama dua tahun.
Yun mengatakan jika terjadi provokasi Korea Utara, “Korea Selatan dan Amerika Serikat akan merespons dengan tegas berdasarkan postur pertahanan gabungan kami yang kuat.”
____
Penulis Associated Press Matthew Pennington berkontribusi pada laporan ini.