NEW DELHI (AP) – Perusahaan patungan baru AirAsia di India akan memulai penerbangan domestik ke kota-kota selatan yang kurang terlayani seperti Chennai, Bangalore dan Cochin pada bulan Oktober, kata CEO maskapai hemat Tony Fernandes, Rabu.
AirAsia India yang berbasis di Chennai akan memulai dengan tiga jet Airbus dan berencana menambah 10 pesawat tambahan setiap tahunnya, kata Fernandes kepada wartawan.
Fernandes berada di New Delhi untuk memperkenalkan layanan berbiaya rendah baru, yang merupakan usaha patungan dengan konglomerat India Tata Group dan perusahaan investasi Telestra Tradeplace.
AirAsia yang berbasis di Malaysia memegang 49 persen saham, menjadikannya maskapai penerbangan pertama yang didirikan dengan dana asing sejak pemerintah India melonggarkan pembatasan investasi di bidang penerbangan sebagai bagian dari reformasi untuk membantu menghidupkan kembali perekonomian yang melambat.
Maskapai ini tidak akan terbang ke New Delhi dan ibu kota bisnis India, Mumbai, karena tingginya konsentrasi penerbangan dari hub tersebut serta tingginya biaya terminal di sana, katanya.
Fernandes mengatakan maskapai penerbangannya ingin memperluas pasar penerbangan yang masih baru dengan melayani destinasi yang lebih kecil daripada bersaing pada rute yang jenuh dengan maskapai penerbangan domestik yang sudah ada seperti IndiGo dan SpiceJet.
“Pasar penerbangan Asia Tenggara jauh lebih maju dibandingkan India,” katanya, “yang merupakan hal yang menggelikan mengingat banyaknya talenta di negara ini, banyaknya aktivitas ekonomi di negara ini, dan besarnya potensi pariwisata.”
Fernandes mengatakan dia ingin membuat perjalanan udara dapat diakses oleh masyarakat India dengan tarif yang lebih murah dan pilihan penerbangan yang lebih banyak. “Terbang bukan untuk orang kaya. Itu harusnya untuk semua orang.”
Perusahaan ini pada awalnya hanya akan beroperasi pada rute domestik karena undang-undang penerbangan India mengharuskan maskapai penerbangan memiliki setidaknya lima tahun pengalaman terbang dan mengoperasikan setidaknya lima pesawat sebelum mereka memenuhi syarat untuk terbang internasional – sebuah peraturan yang disebut Fernandes “aneh”.
Sebagai maskapai berbiaya rendah terbesar di Asia Tenggara yang beroperasi di india, Thailand dan Filipina, AirAsia berharap dapat memanfaatkan ekspansi pesat yang diharapkan dari pasar penerbangan yang belum berkembang untuk 1,2 miliar penduduk India.
Penumpang maskapai penerbangan tahunan India, baik domestik maupun internasional, kini hanya berjumlah 160 juta. Center for Aviation, sebuah konsultan industri, memperkirakan jumlah tersebut akan meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 450 juta pada tahun 2020.
Meskipun industri penerbangan India telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, hanya satu maskapai penerbangan, IndiGo, yang mampu memperoleh keuntungan secara konsisten, sementara maskapai lain mengalami perselisihan perburuhan dan salah urus.