ECB: Krisis di Ukraina dapat mempengaruhi Eropa

ECB: Krisis di Ukraina dapat mempengaruhi Eropa

FRANKFURT, Jerman (AP) – Krisis di Ukraina dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi zona euro, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi memperingatkan pada hari Kamis, namun ia memberikan sedikit indikasi bahwa bank tersebut cukup khawatir untuk memperkenalkan langkah-langkah pelonggaran baru.

Dalam pernyataan yang dibuat setelah bank tersebut mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah sebesar 0,15%, Draghi mengatakan lembaga di bawah kendalinya dengan hati-hati meneliti kemungkinan dampak “risiko geopolitik” terhadap lemahnya pemulihan di kawasan, yang mencakup 18 negara.

Draghi mengatakan bahwa risiko geopolitik lebih tinggi dibandingkan beberapa bulan lalu, dan mencatat bahwa “beberapa di antaranya – seperti situasi di Ukraina dan Rusia – akan memiliki konsekuensi yang lebih besar di zona euro dibandingkan di wilayah lain di dunia.”

Pada pandangan pertama, kata Draghi, tampaknya saling ketergantungan antara zona euro dan Rusia terbatas dan “hanya ada segelintir perusahaan” yang akan terkena dampak serius. Namun, risiko ini dapat diperburuk “bila ada sanksi di satu sisi dan sanksi balasan di sisi lain,” katanya.

Draghi mengklaim bahwa analisis pertama berfokus pada tingginya harga energi sebagai kemungkinan risiko bagi Eropa. Ia juga menyebutkan krisis di Irak, Gaza, Suriah dan Libya, namun memperingatkan bahwa konflik di Ukraina akan mempunyai konsekuensi yang lebih besar bagi zona euro.

Selain menjaga suku bunga tetap stabil, ECB menahan diri untuk tidak mengumumkan langkah-langkah stimulus ekonomi lebih lanjut. Draghi menyebut pemulihan ekonomi “lemah, rapuh, tidak merata” dan menyatakan bahwa angka-angka terbaru menunjukkan “perlambatan momentum pertumbuhan.” Italia, misalnya, kembali tergelincir ke dalam resesi setelah ekonominya menyusut sebesar 0,2% pada kuartal kedua, yang merupakan penurunan kedua berturut-turut.

Bank tersebut mengumumkan serangkaian langkah stimulus ekonomi pada bulan Juni dan sedang menunggu hasilnya untuk memutuskan apakah akan menyetujui langkah-langkah lainnya.

Draghi menekankan bahwa dewan bank siap mengambil tindakan tidak konvensional jika perekonomian memburuk.

Langkah-langkah ini mungkin mencakup pembelian aset keuangan secara besar-besaran, seperti surat utang, atau pelonggaran kuantitatif. Hal ini dapat menurunkan biaya kredit jangka panjang dan menambah uang baru ke dalam perekonomian. Pelonggaran kuantitatif telah digunakan di Amerika Serikat, Inggris dan Jepang, namun langkah ini lebih rumit dalam kesatuan moneter 18 negara, dan para analis yakin ECB hanya akan menggunakannya jika perekonomian mengalami tren negatif.

Togel SDY