JENEWA (AP) – Presiden FIFA Sepp Blatter mengkritik lambatnya persiapan Brasil untuk Piala Dunia, dan menyebut negaranya jauh tertinggal dibandingkan tuan rumah acara internasional lainnya selama masa jabatannya.
Brasil hanya menyelesaikan enam dari 12 stadion Piala Dunia meskipun ada tenggat waktu dari FIFA untuk menyelesaikannya pada akhir tahun 2013.
“Brasil baru menyadari apa artinya menyelenggarakan Piala Dunia,” kata Blatter dalam wawancara dengan surat kabar Swiss 24 Heures. “Mereka memulainya sangat terlambat. Negara ini adalah negara yang paling tertinggal sejak saya berada di FIFA dan, terlebih lagi, negara ini adalah satu-satunya negara yang mempunyai waktu sebanyak itu – tujuh tahun – untuk mempersiapkan diri.”
Enam stadion telah siap untuk Piala Konfederasi tahun lalu. Satu dari enam sisanya diserahkan secara simbolis pada malam tahun baru, meski belum sepenuhnya siap hingga akhir bulan.
Penundaan termasuk masalah keuangan, masalah keselamatan pekerja dan kecelakaan di lokasi konstruksi. Tiga pekerja konstruksi tewas di stadion akhir tahun lalu.
“Informasi yang sampai ke Kementerian Olahraga, informasi yang dikirim oleh pihak berwenang di kota tuan rumah, dan rincian yang dikumpulkan oleh menteri sendiri – yang mengunjungi lokasi tersebut setiap tiga bulan – menunjukkan bahwa negara tersebut akan siap pada waktunya,” demikian laporan Brazil’s Sports. Menteri. kata Aldo Rebelo. “Brasil telah berupaya mempersiapkan Piala Dunia sejak terpilih menjadi tuan rumah turnamen tersebut.”
Blatter mengatakan dia yakin akan ada lebih banyak protes seperti yang terjadi di Piala Konfederasi. Namun dia tidak berpikir hal itu akan mempengaruhi Piala Dunia.
“Saya seorang yang optimis, bukan seseorang yang khawatir,” kata Blatter yang berusia 77 tahun. “Jadi saya tidak khawatir. Tapi kita tahu bahwa akan ada lebih banyak protes, lebih banyak protes.
“Yang terakhir, saat Piala Konfederasi di negara yang sama, berasal dari jejaring sosial. Tidak ada tujuan, tidak ada tuntutan nyata, namun selama Piala Dunia hal tersebut mungkin akan lebih konkrit, lebih terstruktur. Tapi sepak bola akan dilindungi, saya yakin Brasil tidak akan menyerang sepak bola secara langsung. Karena bagi mereka itu adalah agama.”
Pada puncak protes tahun lalu, sekitar 1 juta orang turun ke jalan di seluruh Brazil dalam satu hari, awalnya mengeluhkan tarif bus yang lebih tinggi, korupsi dan layanan publik yang buruk. Protes tersebut mencakup miliaran dolar yang dihabiskan untuk Piala Dunia dan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.
Jerome Valcke, pejabat tinggi FIFA yang bertanggung jawab atas Piala Dunia, baru-baru ini mengatakan bahwa turnamen tersebut akan memiliki “tingkat keamanan tertinggi yang dapat Anda bayangkan.”