Kematian akibat hujan lebat mencapai 53 di Pakistan

Kematian akibat hujan lebat mencapai 53 di Pakistan

ISLAMABAD (AP) – Hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang dan meruntuhkan rumah-rumah di berbagai wilayah Pakistan telah menewaskan 53 orang dalam tiga hari terakhir, kata seorang pejabat Pakistan, Senin.

Otoritas sipil dan militer telah melancarkan upaya penyelamatan dan bantuan untuk menghadapi krisis ini, kata Brigjen. Kamran Zia, anggota senior Otoritas Manajemen Bencana Nasional. Dia mengatakan kematian akibat banjir tersebar di seluruh negeri.

Di negara tetangga Afghanistan, sistem badai yang sama telah melanda bagian timur negara itu sejak Sabtu, meratakan rumah-rumah dan menewaskan sedikitnya 69 orang di lima provinsi, kata pejabat bantuan Afghanistan Mohammad Daim Kakar pada hari Senin.

Di Pakistan, 12 orang tewas di wilayah suku semi-otonom di barat laut, delapan orang di provinsi tetangga Khyber Pakhtunkhwa, dan tiga orang di bagian wilayah Kashmir yang disengketakan yang dikuasai Pakistan. Dua belas orang juga tewas di provinsi Punjab tengah, 10 orang di Baluchistan barat daya, dan delapan orang di Sindh selatan.

Banjir terutama terjadi di kota terbesar Pakistan, Karachi, karena sistem drainase yang buruk di kota selatan tersebut, kata Zia.

Pakistan sering mengalami banjir selama musim hujan, yang biasanya berlangsung sepanjang bulan Juli dan Agustus. Negara ini mengalami banjir terburuk dalam 66 tahun sejarahnya pada tahun 2010, ketika air banjir menggenangi seperlima wilayah negara tersebut dan menewaskan lebih dari 1.700 orang. Lebih dari 20 juta orang terkena dampaknya pada saat itu.

Juga pada hari Senin, sebuah bom meledak di sebuah kereta penumpang di provinsi Punjab tengah, melukai 14 orang, tiga di antaranya serius, kata Menteri Hukum Rana Sanaullah. Bom itu disembunyikan di kamar kecil kereta tujuan Karachi, kata Sanaullah.

Sementara itu, pasukan keamanan bersiaga tinggi di ibu kota Pakistan, Islamabad, karena intelijen mengindikasikan bahwa militan dapat melakukan serangan di kota tersebut, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Omar Hamid Khan. Ancaman itu muncul sekitar seminggu setelah Taliban membebaskan 250 tahanan dari sebuah penjara di barat laut, termasuk beberapa lusin militan. Intelijen mengindikasikan bahwa beberapa dari militan ini dapat digunakan dalam serangan di Islamabad, kata Khan.

Pejabat polisi dan militer melakukan operasi pencarian di Perbukitan Margalla dekat Islamabad sehubungan dengan ancaman tersebut, kata juru bicara polisi Naeem Iqbal. Perbukitan yang berhutan lebat dapat memberikan perlindungan bagi militan dalam upaya menyusup ke kota.

___

Penulis Associated Press Sebastian Abbot dan Asif Shahzad di Islamabad, dan Rahim Faiez di Kabul, Afghanistan, berkontribusi pada laporan ini.

slot online pragmatic