511 ditangkap setelah protes di Hong Kong

511 ditangkap setelah protes di Hong Kong

HONG KONG (AP) – Polisi di Hong Kong telah menahan lebih dari 500 orang yang melakukan aksi duduk setelah puluhan ribu orang ikut serta dalam demonstrasi massal yang menyerukan demokrasi.

Pawai ini diadakan setiap tahun untuk menandai peringatan penyerahan kendali Tiongkok atas Hong Kong dari Inggris pada tanggal 1 Juni 1997, dan berjanji memberikan otonomi tingkat tinggi kepada kota tersebut selama 50 tahun. Namun ada kekhawatiran yang semakin besar di kalangan warga Hongkong – terutama kaum muda – bahwa kebebasan sipil ala Barat yang mereka kenal sepanjang hidup mereka terkikis ketika wilayah kantong kapitalis tersebut berada di bawah kekuasaan pemerintahan komunis Beijing yang ketat.

Ketakutan ini hanya akan muncul setelah polisi merespons Rabu dini hari. Berbeda dengan aparat keamanan di Tiongkok daratan, polisi Hong Kong biasanya tidak mengambil peran antagonis terhadap warga.

Polisi mengatakan mereka menahan 511 orang pada hari Rabu karena berkumpul secara tidak sah dan menghalangi polisi memenuhi tanggung jawab mereka. Mereka yang ditangkap melakukan aksi duduk semalaman setelah protes. Ketika peringatan gagal membubarkan massa, polisi turun tangan dan membawa orang pergi secara paksa. Beberapa orang bergerak atas kemauan mereka sendiri, sementara yang lain berbaring di jalan dengan tangan terlipat dan harus digendong secara fisik.

Para pengunjuk rasa berjanji untuk tinggal sampai pukul 08:00, tepat sebelum jam sibuk, namun polisi mulai bergerak untuk mengusir mereka sekitar pukul 03:00.

Sebagian besar dari mereka yang ditangkap adalah mahasiswa yang memutuskan untuk menduduki Chater Street setelah ikut serta dalam demonstrasi pada hari Selasa, yang menurut polisi diikuti oleh 98.000 orang. Pihak penyelenggara menyebutkan angka 510.000, jumlah tertinggi dalam satu dekade. Para peneliti di Universitas Hong Kong menyebutkan angkanya antara 154.000 dan 172.000 orang.

Terlepas dari jumlahnya, demonstrasi dan semangat oposisi pasti akan menimbulkan peringatan di Beijing, yang telah berjanji untuk membatasi demokrasi yang dijanjikan kepada Hong Kong.

Para pemimpin komunis Tiongkok telah berjanji bahwa warga Hong Kong akan dapat memilih pemimpin mereka pada tahun 2017. Namun, mereka menolak seruan agar kandidat dipilih secara terbuka, dan bersikeras bahwa mereka dicalonkan oleh sebuah komite di dekat Beijing seperti yang dipilih sendiri oleh Hong Kong. …semua pemimpin daerah kantong sejak peralihan pemerintahan.

Protes ini terjadi beberapa hari setelah 800.000 penduduk kota memberikan suara dalam referendum informal yang bertujuan untuk menggalang dukungan bagi demokrasi penuh. Beijing menganggap pemungutan suara tersebut sebagai tipuan politik.


situs judi bola online